Skip to main content

Sebab Akibat Pemindahan Ibukota Ke Kalimantan Timur

Akhir-akhir ini, negara kita sedang di gemparkan oleh berita mengenai pemindahan Ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Bahkan bapak Presiden Jokowi sudah menunjukkan lokasi yang akan dijadikan sebagai Ibukota baru tersebut, yaitu di sebagian kabupaten Panajam Paser Utara dan sebagian kabupaten Kutai Kartanegara yang berlokasi di Kalimantan Timur.

Sebab Akibat Pemindahan Ibukota Ke Kalimantan Timur

Tentu saja pemindahan Ibukota ini bukan tanpa alasan, Jokowi menilai bahwa pulau Jawa ini sudah terlalu banyak beban sehingga beliau meminta izin untuk memindahkan Ibukota Negara yang pastinya berlokasi diluar pulau Jawa.

Beberapa Alasan Dibalik Pemindahan Ibukota 


1. Rawan Bencana 

Secara geografis, daerah Jakarta ini memang sangat rawan akan bencana. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa hampir seluruh pulau Jawa ini di lintasi oleh area Ring of Fire atau area Cincin Api. Hal itulah yang kemudian menjadi penyebab banyaknya gempa bumi di pulau jawa dan juga alasan kenapa di pulau jawa banyak terdapat gunung api aktif.
Kita sebagai manusia tidak pernah tahu kapan bencana itu akan datang. Dan saat hal yang tidak diinginkan terjadi, bayangkan berapa banyak kerugian negara yang ditimbulkan akibat bencana tersebut.
Bukan bermaksud untuk menakut-nakuti tapi inilah kenyataannya. Bagi yang belum tahu apa itu Ring of Fire, kamu bisa baca di sini  Penyebab Indonesia Rawan Gempa Dan Terdapat Banyak Gunung Berapi Aktif

2. Penduduk Jawa Sudah Terlalu Padat

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus) di tahun 2015, menyebutkan bahwa hampir 55% penduduk Indonesia hanya terfokus pada pulau Jawa.
Hal inilah yang kemudian ingin dirubah oleh Jokowi. Dengan pemindahan Ibukota ini, diharapkan agar masyarakat Indonesia tidak hanya terpaku pada pulau Jawa saja tapi juga pulau-pulau lainnya salah satunya Kalimantan.

3. Konversi Lahan Di Pulau Jawa Sangat Mendominasi 

Menurut Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dalam hasil modellingnya menyebutkan bahwa, konversi lahan di pulau Jawa merupakan yang terbesar diantara pulau-pulau lain.
Pada tahun 2000, persentase lahan yang sudah terbangun di pulau jawa mencapai 48% dan pada tahun 2010 persentase lahan terbangunnya turun menjadi 46%.
Diharapkan dengan adanya pemindahan Ibukota ini nantinya persentase lahan terbangun akan turun. Dan Bappenas juga menyatakan bahwa apabila proses pemindahan Ibukota ini berjalan dengan lancar maka diprediksi pada tahun 2020-2030 persentase lahan terbangun di pulau Jawa akan turun menjadi sekitar 42%.

4. Menipisnya Pasokan Air Bersih


Faktor ketersediaan air juga menjadi pertimbangan Jokowi untuk memindahkan Ibukota.
Pada tahun 2016 lalu, PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) telah mendata beberapa daerah di pulau jawa mengenai ketersediaan air, dan hasilnya cukup memprihatinkan.
Menurut data dari PUPR, daerah jawa bagian tengah telah mengalami tekanan dalam ketersediaan airnya, sementara di Jawa Timur juga mengalami kelangkaan air yang cukup parah, dan yang paling memprihatinkan adalah daerah Jabodetabek yang mengalami kelangkaan mutlak. Hanya sebagian daerah di pulau jawa yang ketersediaan airnya masih normal.

5. Perbedaan Kontribusi Terharap Produk Domestik Bruto (PDB) Yang Sangat Mencolok

Alasan pemindahan Ibukota selanjutnya adalah perbedaan kontribusi PDB di pulau Jawa dengan pulau-pulau lain di Indonesia yang sangat signifikan.
Dalam hal ini tingginya PDB di suatu negara itu sangat dibutuhkan karena PDB adalah patokan maju atau tidaknya sebuah negara.
Berhubung negara Indonesia adalah negara kepulauan, yang dimana tingkat kontribusi PDB antar pulau itu berbeda-beda. Sementara di pulau Jawa sendiri, kontribusi terhadap PDB mencapai 58%, yang artinya pulau Jawa ini sangat mendominasi dalam kontribusi terhadap PBD dibanding pulau diluar Jawa. Hal ini bisa terjadi karena faktor minimnya perhatian pemerintah terhadap pulau lain diluar pulau jawa.

6. Membangun Semangat Baru

Dari semua alasan yang sudah saya sebutkan diatas, mungkin ini adalah alasan yang paling positif mengenai pemindahan Ibukota ke Kalimantan Timur.
Seperti yang kita tahu bahwa negara kita ini sudah sangat lama mendapat title sebagai salah satu negara berkembang, adanya keinginan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas negara ini menjadi negara yang maju, salah satu caranya yaitu melakukan pemindahan Ibukota. Dengan begitu, Pemindahan Ibukota ini mungkin dapat memicu adanya semangat dan motivasi baru, meskipun pada kenyataannya itu semua memang tidak mudah.

Akibat Yang Ditimbulkan Dari Pemindahan Ibukota


1. Ratusan Ribu PNS akan pindah ke Kalimantan Timur

Menurut Bappenas, akan ada sekitar 200.000 PNS yang pindah ke Kalimantan.
Dan tidak hanya itu, tentu saja anggota keluarga PNS tersebut juga akan ikut. sehingga jika ditotal kira-kira ada 1 juta orang yang akan pindah dari Jabodetabek ke Kalimantan Timur, yang terdiri dari PNS dan anggota keluarga PNS.

2. Kantor Pemerintahan Akan Disewakan

Bambang Brodjonegoro (Kepala Bappenas) mengatakan bahwa, nantinya bekas kantor pemerintahan yang ada di Jakarta akan disewakan selepas ditinggal pergi oleh para PNS.

3. Terjadinya Inflasi 

Bappenas juga memprediksi bahwa pemindahan Ibukota ini akan berdampak pada bertambahnya jumlah persentase inflasi. Menurut Bappenas, jumlah Inflasi akan bertambah sebesar 0.2%.
Hal itu disebabkan oleh biaya material infrastruktur yang akan melambung tinggi karena biaya pengantarannya juga akan mahal.

Terlepas dari segala permasalahan yang ada, kita sebagai warga negara juga wajib mengawasi dan turut berkontribusi dalam proses pemindahan ibukota ini. Dan kita juga harus mengapresiasi keberanian Jokowi terhadap keputusannya, karena keputusan ini mungkin sudah di pertimbangkan secara matang. Yang dimana keputusan ini hanyalah menjadi sebuah wacana di pemerintahan kita sebelumnya.

Comments

Popular posts from this blog

Fakta Menarik Misi Apollo 11, Pendaratan Manusia Pertama di Bulan

That's one small step for man, one giant leap for mankind. Itu adalah kutipan populer yang diucapkan astronot Neil Armstrong saat menginjakkan kakinya di Bulan. Apollo 11 adalah misi pemerintah AS untuk landingkan manusia di Bulan dengan pesawat ruang angkasa bernama Eagle yang diluncurkan dari roket Saturn V. Pendaratan di Bulan dianggap sebagai salah 1 pencapaian sukses umat manusia dan masih relevan sampai kini. Meski misi itu benar-benar populer dalam muka bumi sains mau pun budaya pop, tetapi ada beberapa fakta mengenai misi itu yang jarang diketahui. Benarkah? Berikut ulasannya. 1. Ada 3 astronot yang dikirim, tapi hanya 2 yang menginjak Bulan Banyak orang mengira bahwa misi Apollo 11 hanya mengirim 2 astronot, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin, dengan Armstrong jadi paling tenar di antara keduanya. Benar bahwa modul yang landing di Bulan hanya mendatangkan 2 astronot, tapi sesungguhnya ada 3 astronot yang berangkat dari Kennedy Space Center, Florida pada 16 Juli 1969. Saat pesa...

Cara Meracik Kopi Gayo Yang Benar Di Rumah

Trend minum kopi memang tak pernah surut. Selain dipercaya memiliki manfaat yang luar biasa banyak, khusus orang Arab percaya bahwa kopi adalah minuman yang mampu menambah umur dan mencegah penuaan. Dua kabupaten di provinsi Aceh yaitu Aceh Tengah dan Bener Meriah, memiliki perkebunan kopi yang luas. Ribuan hektar perkebunan kopi terbentang luas di dua kabupaten ini. Tak heran, jika masyarakat Gayo yang menghuni dua kabupaten ini mayoritas memiliki pekerjaan sebagai petani kopi. Kopi Gayo namanya, saat ini namanya tengah mendunia. Beberapa penghargaan internasional telah diraih oleh kopi Gayo. Oleh karena itu, namanya tak asing lagi didengar pada kancah internasional dan membuat harga kopi Gayo meroket tajam dibanding harga kopi lainnya. Lalu Bagaimana cara orang Gayo sendiri dalam menikmati enaknya kopi Gayo? Cara orang Gayo menikmati kopi adalah dengan diseduh. Dengan takaran dua sendok gula dan satu sendok kopi per 200 mililiter air atau setara dengan ukuran gelas kecil. Takaran ini...

Perjalanan Pesawat Voyager Menembus Kegelapan Luar Angkasa

Apa yang kamu bayangkan ketika mendengar kata "Alam Semesta"?, kegelapan dengan berbagai bintang-bintang didalamnya. Alam semesta ini memang sangatlah luas, saking luasnya sehingga terlihat sangat mustahil untuk di hitung oleh manusia. Jangankan seluruh Alam Semesta, tata surya kita saja juga sudah sangat luas sekali, butuh waktu puluhan tahun untuk kita bisa keluar dari tata surya ini. Setidaknya butuh waktu selama 36 tahun untuk pesawat luar angkasa yang bernama Voyager untuk meninggalkan tata surya kita. Fakta Tentang Pesawat Voyager 1 & Voyager 2 Tepatnya pada tanggal 5 September 1977, NASA meluncurkan sebuah pesawat luar angkasa tanpa awak yang bernama Voyager 1. Voyager 1 diluncurkan untuk menjalankan misinya yaitu guna mempelajari planet Jupiter dan Saturnus. Tak lama berselang NASA kembali meluncurkan pesawat kedua Voyagernya yang bernama "Voyager 2" dua minggu setelah peluncuran Voyager 1, atau lebih tepatnya pada tanggal 22 September 1977. Voyager 2 di...