Skip to main content

Sejarah Perang Tondano I dan II Lengkap

PERANG TONDANO 1 
LATAR BELAKANG
Singkatnya, Perang Tondano pertama ini, terjadi pada tanggal 1 Juni 1661. Perang ini merupakan kisah heroik yang dilakukan oleh rakyat yang bermukim di sekitar danau Tondano, tepatnya di sebelah selatan Kota Tondano sekarang ini yang dahulu disebut Minawanua, melawan pasukan kolonial Belanda. Boleh dikatakan perang pertama ini merupakan perang yang luar biasa. Sebab dilihat dari segi militer oleh pihak Belanda ternyata lawan mereka yang tergolong sebagai rakyat biasa/primitif yang berumah di atas air dapat menyiapkan infrastruktur perang yang demikian lengkapnya.
Perang ini bermula dari keingian dariVOC untuk berusaha memaksakan kehendak agar orang-orang Minahasa menjual berasnya kepada VOC. Oleh karena VOC sangat membutuhkan beras untuk melakukan monopoli perdagangan beras di Sulawesi Utara. Orang-orang Minahasa menentang usaha monopoli tersebut. Tidak ada pilihan lain bagi VOC kecuali memerangi orang-orang Minahasa.
TOKOH PERLAWANAN
Dari Tondano : Kawengian, Wengkang, Gerungan, Nelwan, Tawaluyan dan Rumambi
Dari Remboken : Kentei, Tellew, Tarumetor
Dari kakas : Wangko
Tokoh Dari  Belanda: Simon Cos
JALANYA PERANG
Sekalipun hanya berlangsung sekitar satu tahun perang tonando di kenal dalam dua tahap. Perang Tondono I terjadi pada masa kekuasaan VOC. Pada saat datangnya bangsa barat orang orang spanyol sudah sampai di tanah Minahasa (Tondono) Sulawesi Utara. Orang-orang spanyol di samping berdagang juga menyebarkan agama Kristen. Tokoh yang  berjasa dalam penyebaran agam kristen di tanah minahasa adalah Fransiscus Xaverius. Hubungan  dagang orang  minahas dan spanyol terus berkembang. Tetapi mulai abad 22 hubungan dagang antara keduanya mulai terganggu dengan kehadiran para pedagang VOC. Waktu itu VOC telah berhasil menanamkan pengaruhnya di ternate. Bahkan gubernur Ternate bernama simon cos mendapatkan kepercayaan dari batavia untuk membebaskan minahasa dari pengaruh spanyol. Simon cos kemudian menempatkan kapalnya di selat lembeh untuk mengawasi pantai timur minahasa. Para pedagang spanyol dan juga makasar yang bebas berdagang mulai tersungkir karena ulah VOC.VOC berusaha memaksakan kehendak agar orang-orang minahasa menjual berasnya kepada VOC. Oleh karena itu VOC sangat membutuhkan beras untuk melakukan monopoli perdagangan bebas di sulawesi utara. orang  minahasa  menentang  usaha  monopoli  tersebut . Tidak  ada  pilihan  lain  bagi
VOC kecuali memerangi orang-orang minahasa. Untuk melemahkan orang-orang minahasa, VOC membendung sungai temberan. Akibatnya aliran sungai meluap dan menggenangi tempat tinggal rakyat dan para pejuang minahasa. Orang-orang minahasa kemudian memindahkan tempat tinggalnya di danau Tondono dengan rumah-rumah apung. Pasukan VOC kemudian mengepung kekuatan orang-orang Minahasa yang terpusat didanau Tondono. Simon Cos kemudian memberikan ultimatum yang isinya antara lain :
(1) orang-orang Tondano harus menyerahkan para tokoh pemberontak kepada VOC,
(2) orang-orang Tondano hrus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagaiganti rugi rusaknya tanaman pdi karena genangan air sungai temberan
AKHIR PERANG TONDANO 1
Setelah itu rakyat Tondano menghadapi masalah dengan hasil pertanian yang menumpuk, tidak ada yang membeli. Dengan terpaksa mereka kemudian mendekati VOC untuk membeli hasil-hasil pertaniannya. Dengan demikian terbukalah tanah Minahasa oleh VOC. Berakhirlah Perang Tondano I. Orangorang Minahasa itu kemudian memindahkan perkampungannya di Danau Tondano ke perkampungan baru di daratan yang diberi nama Minawanua (ibu negeri).

PERANG TONDANO 2 
LATAR BELAKANG
perang ini terjadi lantaran kebijakan Gubernur Jendral Daendels yang mendapatkan perintah dari atasan untuk memerangi Inggris yang ada di Indonesia. Karena untuk memerangi Inggris membutuhkan pasukan yang tidak sedikit maka direklutlah pasukan dari pribumi Minahasa, mereka yang diseleksi adalah mereka yang mempunyai keberanian untuk berperang.
 Residen Manado Prediger segera mengumpulkan para ukung, seorang pemimpin dalam suatu wilayah/distrik. Dari Minahasa ditarget untuk mengumpulkan calon pasukan sejumlah 2.000 orang yang akan dikirim ke Jawa. Ternyata orang-orang Minahasa umumnya tidak setuju dengan program Daendels untuk merekrut pemuda-pemuda Minahasa sebagai pasukan kolonial.
Banyak di antara para ukung mulai meninggalkan rumah, mereka justru ingin mengadakan perlawanan terhadap kolonial Belanda. Mereka memusatkan aktivitas perjuangannya di Tondano, Minawanua. Salah seorang pemimpin perlawanan itu ialah Ukung Lonto. Ia menegaskan rakyat Minahasa harus melawa kolonial Belanda sebagai bentuk penolakan terhadap progaram pengiriman 2.000 pemuda Minahasa ke Jawa serta menolak kebijakan kolonial yang memaksa agar rakyat menyerahkan beras secara cuma-cuma kepada Belanda.
TOKOH PERANG
Tokoh dari tondano
Tokoh Minwanua dan Tondano Tewu, Sarapung, Korengkeng, Lumingkewas Matulandi
Lonto Kamasi Kepala Walak Tomohon, dan Ukung Mamahit dari Walak Remboken
Tokoh belanda
Kapten Hartingh, Residen Manado Prediger
Kapten Winter kapten penyeran terakhir
JALANYA PERANG DAN AKHINYA PERANG
Hasilnya adalah walak-walak yang ada di sekitar benteng, terutama walak Tondano apapun akibatnya akan tetap meneruskan perlawanan dan peperangan. Kepada walak-walak lain, oleh karena sesuatu dan lain hal tidak sanggup lagi meneruskan perlawanan, diimbau untuk tetap mengirim bantuan-bantuan mesiu terutama bahan makanan. Kemudian bagi walak lain yang sama sekali tidak bisa melanjutkan peperangan dan mengirim bantuan, ditekankan agar jangan sampai menjadi kaki tangan Belanda atau berkhianat. Hasil rumusan musyawarah ini diputuskan secara bulat untuk dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Bagi yang tidak melaksanakan akan mendapat sangsi secara adat.  

Menanggapi hasil musyawarah pemimpin-pemimpin Minahasa, pihak Belanda tidak bergeming sehingga terjadilah pertempuran atau perang modern pertama di Indonesia. Belanda mendapat perlawanan sengit dari waranei-waranei dan wulan-wulan Minahasa yang mahir menggunakan senjata meriam buatan Spanyol. Selain ini putra-putri Minahasa juga menggunakan meriam bambu (lantaka), senapan api, dan senjata tajam lainnya. Berdasarkan catatan sejarah, pihak pasukan Belanda sempat melakukan tiga kali serangan.   
Serangan pertama pasukan Belanda dilakukan pada tanggal 1 September 1808 dan terjadi tembak menembak barisan senapan dari kedua pihak. Serangan kedua terjadi pada tanggal 6 Oktober. Di sini, Belanda berhasil merebut negeri Tataaran yang berjarak kurang lebih 5 Km dari Benteng Moraya. Pada serangan kedua ini, Belanda menggunakan taktik mengajak berunding untuk menangkap Tewu, Lonto, Lumingkewas dan Mamahit.  
Serangan ketiga kemudian terjadi pada tanggal 23 Oktober 1808. Pasukan Belanda mendapat perlawanan sengit dari pasukan Minahasa terutama dalam menghadapi serangan dari arah danau (Benteng Paapal) ditangani oleh pasukan katak yang dikenal sebagai 'hantu-hantu danau'. Demikian juga dalam menghadapi serangan dari arah Koya (Benteng Moraya), tidak jarang pasukan atau waranei-waranei Minawanua menyerang balik sampai ke pertahanan pasukan Belanda di Koya, bahkan sempat melukai dan membunuh beberapa perwira Belanda, termasuk melukai kepala residen Predigger di Tataaran yang ditembak oleh pasukan berani mati Rumapar.  
Menghadapi perlawanan dari waranei-waranei (milisi) Minawanua yang demikian sengit itu, akhirnya pada bulan Januari 1809, serangan ketiga dilanjutkan oleh pasukan Belanda dari arah barat dan utara Benteng Moraya. Terjadilah pertempuran sengit, pasukan artileri Minahasa dengan menggunakan meriam 9 pond buatan Spanyol berhasil memporakporandakan pasukan Belanda di kampung Koya. Karena serangan ini masih gagal, maka pada tanggal 9 April 1809 pasukan Belanda menyerang dari arah danau dengan menggunakan perahu kora-kora yang didatangkan dari Tanawangko. Serangan dari arah danau disambut oleh pasukan katak Minahasa yang menyerang dari bawah air. Maka terjadilah serangan kombinasi darat dan air dari pasukan Belanda.  
Lantaran serangan demi serangan dilakukan pasukan Belanda selalu mengalami kegagalan, maka pada bulan Juni 1809 melalui komando Kapten Winter (veteran Perang Napoleon), pasukan kompeni Belanda dan antek-anteknya diperintahkan untuk mengatur strategi penyerangan dengan cara mengepung seluruh kawasan benteng pertahahan pasukan Minahasa. Semua jalur bantuan yang dibutuhkan waranei-waranei Walak Tondano dan Walak-Walak dari luar Tondano diputus.    
Hal ini sudah tentu mempengaruhi moral sejumlah Walak dari luar Tondano yang kemudian mereka satu demi satu meninggalkan arena pertempuran kembali ke tempat asalnya masing-masing. Sebagian yang bertahan siap mati dengan waranei-waranei Minawanua-Tondano. Dikemukakan oleh para waranei Minawanua yang tetap bertahan menghadapi gempuran pasukan kompeni Belanda dan antek-anteknya itu, "kami akan menyerah apabila air sungai dan danau habis," artinya kami akan bertempur sampai titik darah penghabisan    .
Pasukan kompeni Belanda mengetahui kelemahan pasukan Minahasa yang telah menderita kelaparan, kehabisan amunisi, dan berkurangnya personel pasukan. Akhirnya dengan tanpa balas kasihan, dan tanpa pandang bulu, mereka membantai seluruh penghuni permukiman Minawanua, termasuk hewan piaraan, kemudian meluluhlantahkan benteng-benteng pertahanan dan membunuh semua waranei yang berusaha mempertahankan benteng dari musuh. Dikisahkan, hampir seluruh permukaan air danau dan sungai Teberen Tondano berwarna merah akibat genangan darah pasukan-pasukan Minahasa yang menjadi korban perang.
Sejak saat itu, benteng yang menghadap kampung Koya di sebut Benteng Moraya yang berarti di mana-mana terdapat genangan darah dan menimbulkan bau amis, seperti permadani berwarna merah. Sedangkan benteng yang menghadap sebelah barat danau disebut Benteng Papal yang berarti tiang-tiang tertanam kokoh dipasang secara miring menghadap danau.    
Kapten Winter yang memimpin penyerbuan terakhir ke Benteng Moraya, sempat membuka topi perwiranya sebagai tanda rasa hormat di hadapan mayat-mayat pahlawan orang Tondano yang bertahan di benteng Moraya sambil berkata, "mereka yang korban ini adalah patriot-patriot sejati." Hal ini dapat dilihat dalam Vergadering Raad van Politie di Ternate tanggal 30 Desember 1808.  
Diakui atau tidak, bahwa keberanian Orang Minahasa melawan kompeni Belanda yang dilakukan melalui perang, seperti dalam Perang Tondano merupakan perang modern pertama di Indonesia. Di mana Belanda mendapat perlawanan sengit penduduk pribumi Minahasa dengan menggunakan senjata api meriam dan senapan serta senjata tradisional seperti tombak, parang dan ranjau alam tumbuhan rawa berduri.  
Hingga kini, Benteng Moraya yang merupakan saksi bisu kegigihan perlawanan orang Minahasa terhadap penjajah Belanda, masih berdiri dan terletak di Minawanua Desa Roong, Kecamatan Tondano Barat, Minahasa. Benteng ini telah mengalami pemugaran menjadi sebuah menara megah.
Sayangnya, sisa-sisa bangunan asli berupa kayu dalam kondisi terbakar sebagian hanya dibiarkan tertumpuk di sekitar menara. Tak jauh dari situ terdapat pula beberapa waruga atau makam leluhur Minahasa.

Comments

Popular posts from this blog

Fakta Menarik Misi Apollo 11, Pendaratan Manusia Pertama di Bulan

That's one small step for man, one giant leap for mankind. Itu adalah kutipan populer yang diucapkan astronot Neil Armstrong saat menginjakkan kakinya di Bulan. Apollo 11 adalah misi pemerintah AS untuk landingkan manusia di Bulan dengan pesawat ruang angkasa bernama Eagle yang diluncurkan dari roket Saturn V. Pendaratan di Bulan dianggap sebagai salah 1 pencapaian sukses umat manusia dan masih relevan sampai kini. Meski misi itu benar-benar populer dalam muka bumi sains mau pun budaya pop, tetapi ada beberapa fakta mengenai misi itu yang jarang diketahui. Benarkah? Berikut ulasannya. 1. Ada 3 astronot yang dikirim, tapi hanya 2 yang menginjak Bulan Banyak orang mengira bahwa misi Apollo 11 hanya mengirim 2 astronot, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin, dengan Armstrong jadi paling tenar di antara keduanya. Benar bahwa modul yang landing di Bulan hanya mendatangkan 2 astronot, tapi sesungguhnya ada 3 astronot yang berangkat dari Kennedy Space Center, Florida pada 16 Juli 1969. Saat pesa...

Cara Membuat Blog Safelink Untuk Blog Download

Hallo sobat blogger . Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan sedikit turtorial seputar cara membuat blog safelink . Blog safelink adalah sebuah blog yang dibuat untuk melindungi blog download agar tidak dihapus karena terdapat hak cipta didalamnya . Blog safelink juga biasa digunakan untuk meningkatkan penghasilan sang blogger tersebut , seperti yang sudah kita ketahui bahwa memasang iklan adsense kedalam blog download adalah sebuah pelanggaran yang sangat dilarang oleh adsense . Maka dari itu banyak seorang blogger yang memiliki blog download menggunakan metode ini agar bisa tetap menghasilkan uang dari blog download yang telah mereka tekuni . "Apakah cara ini diperbolehkan?" . Tentu saja diperbolehkan sobat, tidak tertera peraturan dilarang untuk menempatkan iklan kedalam blog yang seperti ini , Namun dengan catatan berilah artikel minimal satu diblog safelink tersebut , dan tempatkan waktu tunggu untuk ke link download yang asli tepat ditengah-tengah artikel dalam b...

Kehidupan Nelayan, Pendidikan, dan Kurangnya Inovasi Bidang Perikanan di Pulau Simeulue

Pulau Simeulue sebenarnya kaya akan hasil laut, namun kekayaan ini tidak sebanding dengan tingkat kesejahteraan ekonomi nelayan setempat. Hal ini dikarenakan masih minimnya pemasaran hasil tangkapan nelayan untuk dapat di ekspor ke daerah lain. Lokasi pulau yang cukup jauh dari Daratan adalah salah satu alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Minimnya ketersediaan transportasi laut juga memiliki efek yang cukup besar akan hal ini, cara menangkap ikan yang tergolong memakai cara-cara tradisional juga menjadi pemicu kurangnya keinginan untuk menjual hasil tangkapan sehari-hari ke daerah lainnya.  Memang pada dasarnya, cara menangkap ikan dengan sistem tradisional bisa menjaga kelestarian, pertumbuhan, serta perkembangan seluruh biota laut, termasuk terumbu karang yang menjadi rumah bagi ikan-ikan di lautan. Tapi, pada kenyataannya jika hal ini masih dipakai oleh para nelayan, kemungkinan besar para nelayan akan berada pada sebuah titik dimana akan mengalami kekurangan uang demi menghidu...